Distro Linux atau Distribusi Linux adalah istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah sistem operasi yang menggunakan Linux sebagai kernelnya.
Jika kalian pernah mendengar Ubuntu, Debian atau Arch Linux, maka semuanya itu adalah contoh dari Distro Linux.
Karena Linux adalah kernel open source, maka siapa saja dapat membuat distro Linux-nya sendiri.
Jika kalian mencari di internet maka ada ratusan atau mungkin ribuan distro Linux yang dapat kita gunakan.
Namun sebagian besar Distro Linux tersebut hanya merupakan modifikasi kecil dari Distro Linux populer yang sudah ada.
Sebagai contoh adalah Lubuntu, ini adalah modifikasi dari Ubuntu. Lubuntu menggunakan lingkungan desktop LXDE.
Jadi sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan antara Ubuntu dengan Lubuntu selain dari lingkungan desktop yang digunakannya.
Jika kalian sedang mencari sebuah Distro Linux untuk digunakan maka ada baiknya kalian mencoba salah satu dari beberapa Distro Linux di bawah ini.
Baca juga: Cara Install Google Chrome di Linux
1. elementary OS
Well, elementary OS adalah Distro Linux favorit saya saat ini. elementary OS juga merupakan sistem operasi utama yang saya gunakan di laptop.
Distro cantik nan elegan ini adalah turunan dari Ubuntu, karenanya, semua aplikasi yang dapat berjalan di Ubuntu dan Debian juga dapat berjalan dengan mulus di elementary OS.
Salah satu daya tarik utama dari elementary OS adalah keindahan tampilannya. Sebenarnya, tampilan elementary OS dapat dikatakan simpel namun indah di waktu yang bersamaan. Kesan “Ubuntu”-nya hilang sama sekali.
Tidak seperti Distro Linux turunan Ubuntu lainnya, yang masih menyisakan “nuansa” Ubuntu. elementary OS benar-benar sangat berbeda baik dari segi tampilan maupun fitur dari Ubuntu.
Tim pengembang elementary OS telah berhasil membuat Distro Linux ini menjadi unik, walaupun menggunakan Ubuntu sebagai basisnya.
Jika Sobat Androbuntu adalah pendatang baru di dunia linux, saya sangat menyarankan untuk menggunakan Distro Linux turunan Debian. Dan elementary OS adalah salah satu opsi terbaik yang bisa kamu coba.
2. Ubuntu
Oh, Ubuntu adalah distro linux yang menjadi “batu loncatan” saya ketika hijrah dari Windows ke Linux. Saya rasa sebagian besar pengguna Linux juga awalnya menggunakan Ubuntu sebagai Distro Linux pertama yang mereka coba.
Salah satu yang membuat Ubuntu begitu populer adalah antarmukanya yang mudah digunakan baik oleh orang yang sudah berpengalaman maupun yang masih pemula.
Ubuntu menggunakan lingkungan desktop bernama GNOME.
Sekilas lingkungan desktop ini mirip seperti yang digunakan di macOS.
Alasan lain kenapa Ubuntu begitu populer adalah karena pengembangannya yang konsisten dan juga tepat waktu. Akan ada versi terbaru dari Ubuntu setiap 6 bulan sekali.
Distro Linux ini di backup oleh sebuah perusahaan bernama Canonical.
Karenanya tidak heran jika pengembangannya terus berjalan tanpa ada kendala yang berarti, tidak seperti sebagian Distro Linux lain yang pengembangannya sering terhenti karena terkendala masalah biaya.
3. Solus
Solus, bisa dikatakan adalah Distro Linux baru dibandingkan dengan Distro Linux lainnya seperti Ubuntu, Debian ataupun Arch.
Solus bukanlah Distro turunan dari Distro lainnya. Solus benar-benar dikembangkan dari awal tanpa mengandalkan Distro lain yang sudah ada.
Walaupun dikembangkan dari awal, kamu tidak perlu takut tidak dapat mencari software yang support dengan Solus. Karena Solus memiliki repository sendiri yang sangat besar.
Hampir semua software yang bisa kamu gunakan di Distro lain, dapat ditemukan di repository milik Solus.
Dan satu lagi kelebihan Solus, ia menggunakan skema update Rolling Release. Yang artinya, sistem operasi kamu akan terus mendapatkan pembaruan, tanpa perlu melakukan fresh install.
Jadi Solus sangat cocok digunakan untuk kamu yang ingin menggunakan Distro Linux dalam jangka waktu yang lama, mulai daari 5 tahun hingga 10 tahun namun tetap ingin mendapatkan pembaruan secara rutin.
4. Debian
Seperti yang sudah saya singgung di awal tadi, bahwa banyak sekali Distro Linux yang menggunakan Debian sebagai basisnya.
Karenanya, tidak heran kalau Debian dijuluki sebagai bapaknya Distro Linux, karena ada banyak sekali Distro Linux yang dibuat dengan menggunakan Debian sebagai basisnya.
Debian tersedia dalam 3 varian, yaitu stable, testing dan unstable. Debian stable sangat cocok digunakan untuk server. Karena server membutuhkan stabilitas yang tinggi agar.
Sedangkan Debian testing dan unstable sangat cocok digunakan untuk pengguna desktop yang menginginkan komputernya selalu menggunakan OS dan aplikasi versi terbaru.
Jika Sobat Androbuntu membutuhkan Distro Linux yang sudah stabil, maka Debian adalah pilihan yang tepat. Debian sudah dikembangkan selama puluhan tahun, jadi cukup stabil untuk digunakan di komputer utama kalian.
5. Antergos
Antergos awalnya adalah Distro Linux yang tidak begitu dikenal. Antergos adalah Distro Linux yang menerapkan metode rolling release dan berbasis Arch Linux.
Seperti yang kamu ketahui, Arch Linux adalah Distro Linux yang cukup terkenal dengan filosofi Keep It Simple Stupid (KISS).
Bagi sebagian orang, menginstall Arch Linux adalah mimpi buruk. Kenapa? Karena semuanya harus dilakukan secara manual menggunakan terminal.
Nah, Antergos ini adalah Distro Linux berbasis Arch Linux dengan proses instalasi yang mudah karena menggunakan GUI.
Jadi, untuk kamu yang menginginkan sistem seperti Arh Linux namun tidak ingin proses instalasi yang ribet, gunakanlah Antergos.
Semua kelebihan yang ada di Arch Linux dapat kamu temukan di Antergos, dengan proses instalasi yang lebih mudah.
Nah, itu dia 5 Distro Linux terbaik yang bisa kamu coba. Namun dengan artikel ini, tidak berarti bahwa distro linux yang lainnya buruk. Karena semua Distro Linux memiliki keunikannya masing-masing.